Nucleus Farma Dukung Pengembangan Obat Tradisional Modern

Sabtu, 10 April 2021 - 22:46 WIB
loading...
Nucleus Farma Dukung...
Nucleus Farma mengedepankan nilai-nilai luhur kearifan lokal, serta turut berkontribusi dalam dunia kesehatan dengan menyediakan obat bahan herbal alami. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - Nucleus Farma merupakan produsen inovatif obat natural dan suplemen kesehatan, menggunakan bahan dasar alami lokal asli dari Indonesia. Nucleus Farma mengedepankan nilai-nilai luhur kearifan lokal, serta turut berkontribusi dalam dunia kesehatan dengan menyediakan obat bahan herbal alami yang aman, berkhasiat, dan bermutu.

Baca juga: Tips Sambut Ramadhan agar Lebih Bermakna dan Mudah

Maret lalu, Nucleus Farma berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk mendukung kemajuan obat natural dan suplemen kesehatan . Keikutsertaan Nucleus Farma membuktikan perusahaan ini terbuka untuk berkolaborasi dengan pemerintah, akademisi, komunitas dan media.

Kegiatan pertama yakni webinar "Peran Jamu sebagai Imun Booster di Era Pandemik". Seminar ini diselenggarakan Krista Exhibitions dan GP Jamu. Webinar ini menghadirkan narasumber Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia ( PDHMI), Dr. Resna Murti WibowoSp.PD. FINASIM, M.Kes., dan Dr. dr. Robert Arjuna, FEAS dari Owner Clinic Sayang Diagnostics Center. Sementara CEO Nucleus Farma, Edward Basilianus, S.E, M.M, menjadi moderator.

Kegiatan kedua seminar "Manfaat Intervensi Oral Albumin Terhadap Status Nutrisi Pasien Gagal Ginjal Kronis". Penyakit ginjal kronis(PGK) ataugagal ginjal kronis(GGK) adalah kondisi saat fungsiginjalmenurun secara bertahap karena kerusakanginjal. Secara medis,gagal ginjal kronisdidefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan atau filtrasiginjalselama 3 bulan atau lebih.

Kegiatan ketiga adalah PIKTI National E-Seminar (Series 36) dengan topik "The Secret of Indonesian Herbal (Jamu) for Good Health". Diikuti berbagai pakar di bidangnya, Edward Basilianus berkesempatan menyampaikan materi bertema "Peluang Industri Herbal di Era Pandemi". Edward Basilianus menyampaikan bahwa biodiversitas tanaman obat yang dimiliki Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan produk berbahan herbal yang semakin meningkat.

"Jika ini bisa dilakukan dengan optimal akan berdampak positif pada perekonomian nasional dan mendukung kemandirian industri obat berbahan herbal," ujarnya.

Edward Basilianus juga melihat tren penggunaan bahan alam, khususnya obat tradisional di masa pandemi Covid-19 merupakan momentum emas bagi masyarakat untuk kembali mencari dan menggunakan rempah-rempah asli Indonesia. "Hal ini juga menjadi peluang bagi para peneliti untuk dapat mengembangkan hasil risetnya serta memacu para produsen untuk lebih fokus mengembangkan produk berbasis herbal," kata Edward.

Ketua Umum GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi Zarman mengatakan, pengobatan tradisional Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan ramuan jamu. "Jamu di Indonesia sudah ada sejak tahun 1300 dan merupakan minuman bersejarah dengan berbagai khasiat untuk menjaga kesehatan, bahkan menyembuhkan berbagai penyakit," terangnya.

Lebih jauh, Dwi Ranny mengutarakan bahwa pengobatan tradisional sudah diakui badan kesehatan dunia WHO. WHO menunjukan kepedulian terhadap pengembangan obat tradisional dengan mengeluarkan buku panduan Metodologi Penelitian dan Evaluasi terhadap pengobatan tradisional.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1402 seconds (0.1#10.140)